Ketua DPR Minta Setop Kampanye Hitam
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo Foto : Jaka/mr
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengimbau kampanye hitam terhadap dua kandidat Presiden RI harus dihentikan. Sebab menurut Bamsoet, begitu Bambang Soesatyo biasa disapa, fitnah dan ujaran kebencian yang ditujukan ke pribadi Capres Joko Widodo maupun Capres Prabowo Subianto sama artinya dengan merendahkan martabat Bangsa Indonesia.
“Kampanye hitam terhadap dua kandidat presiden RI ini harus dihentikan. Sebab, fitnah dan ujaran kebencian yang ditujukan ke pribadi dua Capres sama artinya dengan merendahkan martabat Bangsa Indonesia. Harap diingat bahwa kedua sosok ini tampil sebagai Capres berdasarkan aspirasi masyarakat Indonesia,” tegas Bamsoet dalam rilis yang diterima Parlementaria, Senin (01/4/2019).
Politisi Fraksi Partai Golkar ini menilai dua sosok Capres Indonesia, baik Joko Widodo dan Prabowo Subianto, kecewa dan sudah terluka akibat fitnah dan ujaran kebencian yang selama ini dialamatkan kepada keduanya. Ungkapan atau refleksi kekecewaan dua sosok Capres itu terungkap dalam debat Capres sesi IV baru-baru ini.
Prabowo mengaku tidak nyaman karena dituduh pro-khilafah. Sedangkan Jokowi mengaku selama ini memendam perasaan karena dia dituduh PKI. Padahal, lanjut Bamsoet, untuk menyandang status Capres, baik Joko Widodo maupun Prabowo Subianto sudah melalui berbagai tahapan proses seleksi.
Sehingga, semburan fitnah yang bertujuan mencoreng citra atau kredibilitas kedua sosok capres itu sama sekali tidak masuk akal. Bahkan, fitnah terhadap kedua sosok Capres berpotensi merusak akal sehat. Sebab, masyarakat dicekoki pemahaman bahwa institusi negara penyelenggara Pemilu bisa meloloskan pribadi bermasalah untuk mengisi jabatan Presiden.
“Kendati pengakuan kedua Capres tampak semata-mata sebagai adu argumentasi dalam debat, pengakuan itu jelas-jelas memperlihatkan kekecewaan kedua sosok Capres itu. Bahkan Prabowo sampai harus mengungkap sekilas latar belakang ibu yang melahirkannya,” ungkap legislator dapil Jawa Tengah VII itu.
Bamsoet mengingatkan, fakta dari debat Capres sesi IV itu hendaknya menyadarkan semua elemen masyarakat, bahwa dua sosok Capres Indonesia yang terpilih untuk berkompetisi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 17 April 2019 mendatang sudah menjadi korban kampanye hitam bermuatan fitnah dan ujaran kebencian. Hendaknya kekecewaan dua sosok Capres itu mendorong semua pihak mengakhiri kampanye hitam. (ayu/sf)